Tujuan
1. Membuat rangkaian garasi otomatis
2. Memahami cara kerja rangkaian garasi otomatis
Alat dan Bahan[KEMBALI]
Alat
1. Sumber Tegangan
2. Voltmeter
Voltmeter adalah perangkat
elektronik yang berfungsi untuk mengukur tegangan dalam rangkaian
listrik. Voltmeter dalam rangkaian dipasang secara paralel pada dua buah titik
yang diukur.
Bahan
1. Sensor IR
FEATURES
• Improved immunity against HF and RF noise
• Low supply current
• Photo detector and preamplifier in one package
• Internal filter for PCM frequency
• Supply voltage: 2.5 V to 5.5 V
• Improved immunity against optical noise
• Insensitive to supply voltage ripple and noise
2. Sensor PIR
Features
• 3.0 − 5.75 V Operation
• −40 to 85°C
• 14 Pin SOIC Package
• Integrated 2−Stage Amplifier
• Internal LDO to Drive Sensor
• Internal Oscillator with External RC
• Single or Dual Pulse Detection
• Direct Drive of LED and OUT
• This is a Pb−Free Device Typical
Applications
• Automatic Lighting (Residential and Commercial)
• Automation of Doors
• Motion Triggered Events (Animal photography)
- Pembesaran sinyal getaran
- Penyaringan sinyal getaran dari sinyal pengganggu.
- Penguraian sinyal, dan lainnya.
Sensor getaran dipilih sesuai dengan jenis sinyal getaran yang akan dipantau. Karena itu, sensor getaran dapat dibedakan menjadi:
- Sensor penyimpangan getaran (displacement transducer)
- Sensor kecepatan getaran (velocity tranducer)
- Sensor percepatam getaran (accelerometer).
Pemilihan sensor getaran untuk keperluan pemantauan sinyal getaran didasarkan atas pertimbangan berikut:
- Jenis sinyal getaran
- Rentang frekuensi pengukuran
- Ukuran dan berat objek getaran.
- Sensitivitas sensor
Berdasarkan cara kerjanya sensor dapat dibedakan menjadi:
- Sensor aktif, yakni sensor yang langsung menghasilkan tegangan listrik tanpa perlu catu daya
(power supply) dari luar, misalnya Velocity Transducer.
- Sensor pasif yakni sensor yang memerlukan catu daya dari luar agar dapat berkerja.
Spesifikasi :
-Vsuplai : DC 3.3V-5V
-Arus : 15mA
-Sensor : SW-420 Normally Closed
-Output : digital
-Dimensi : 3,8 cm x 1,3 cm x 0,7 cm
-Berat : 10 g
5. Sensor Api
7. Gerbang NOR 74LS02
8. Inverter 74LS04
9. 4556 Decoder/Demux
10. J-K Flip-Flop 74ALS112
11. Transistor 2N1711
FEATURES
• High current (max. 500 mA)
• Low voltage (max. 50 V).
APPLICATIONS
• DC and wideband amplifiers.
12. Relay
13. Dioda 1N4001
FEATURES
-Low forward voltage drop
-High current capability
-High reliability
-High surge current capability
PACKAGING INFORMATION
-Case: Molded plastic
-Epoxy: UL 94V-0 rate flame retardant
-Lead: Axial leads, solderable per MIL-STD-202, method 208 guaranteed
-Polarity: Color band denotes cathode end
-Mounting position: Any
-Weight: 0.34 grams
14. Resistor 220 dan 10k
FEATURES
• Very low noise (- 40 dB)
• Very low voltage coefficient (5 ppm/V)
• Controlled temperature coefficient
• Flame retardant epoxy coating
• Commercial alternatives to military styles are available with higher power
ratings. See appropriate catalog or web page
15. Motor DC
16. LED
17. Lampu
Dasar Teori[KEMBALI]
1. Sensor IR
Infrared atau yang lazim
dikenal dengan infra merah merupakan sinar elektromagnetik yang memiliki
panjang gelombang lebih dari cahaya yang terlihat, yakni antara 700 nm dan 1
mm. Sinar infrared adalah cahaya yang tidak terlihat atau tak tertangkap mata. Apabila
dilihat dengan menggunakan spektroskop cahaya maka radiasi dari sinar infrared
akan terlihat pada spektrum elektromagnet dengan panjang gelombang yang berada
di atas panjang gelombang cahaya merah.
2. Sensor PIR
Sensor PIR (Passive Infra Red) adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah. Sensor PIR bersifat pasif, artinya sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah tetapi hanya menerima radiasi sinar infra merah dari luar.Sensor ini biasanya digunakan dalam perancangan detektor gerakan berbasis PIR. Karena semua benda memancarkan energi radiasi, sebuah gerakan akan terdeteksi ketika sumber infra merah dengan suhu tertentu (misal: manusia) melewati sumber infra merah yang lain dengan suhu yang berbeda (misal: dinding), maka sensor akan membandingkan pancaran infra merah yang diterima setiap satuan waktu, sehingga jika ada pergerakan maka akan terjadi perubahan pembacaan pada sensor.
Konfigurasi Pin :
1. -Pengatur Waktu Jeda :
Digunakan untuk mengatur lama pulsa high setelah terdeteksi terjadi gerakan dan
gerakan telah berahir. *
2. - Pengatur Sensitivitas :
Pengatur tingkat sensitivitas sensor PIR *
3. - Regulator 3VDC : Penstabil
tegangan menjadi 3V DC
4.
- Dioda
Pengaman : Mengamankan sensor jika terjadi salah pengkabelan VCC dengan GND
5.
- DC
Power : Input tegangan dengan range (3 – 12) VDC (direkekomendasikan
menggunakan input 5VDC).
6. - Output Digital : Output
digital sensor
7.
- Ground
: Hubungkan dengan ground (GND)
8. - BISS0001 : IC Sensor PIR
9.
- Pengatur
Jumper : Untuk mengatur output dari pin digital.
(*) Catatan: Pin nomor 1
dan 2 digunakan untuk melakukan kalibrasi sensor PIR dengan mengatur posisi
potentiometer pada posisi label MIN atau MAX.
Berikut spesifikasi sensor PIR pada umumnya.
·
- Bentuk
: Persegi
·
- Output
: Pulsa digital HIGH (3V) ketika mendeteksi pergerakan dan LOW ketika tidak ada
pergerakan.
·
- Rentang
Sensitivitas : Sampai dengan 6 meter sebagaimana gambar berikut
- Power Supply : 5V-12V (direkomendasikan
5VDC).
3. Sensor Sentuh
Sensor Kapasitif
Berbeda dengan Sensor Resistif yang menggunakan tekanan tertentu untuk merasakan perubahan pada permukaan layar, Sensor Kapasitif memanfaatkan sifat konduktif alami pada tubuh manusia untuk mendeteksi perubahan layar sentuhnya. Layar sentuh sensor kapasitif ini terbuat dari bahan konduktif (biasanya Indium Tin Oxide atau disingkat dengan ITO) yang dilapisi oleh kaca tipis dan hanya bisa disentuh oleh jari manusia atau stylus khusus ataupun sarung khusus yang memiliki sifat konduktif.
Pada saat jari menyentuh layar, akan terjadi perubahaan medan listrik pada layar sentuh tersebut dan kemudian di respon oleh processor untuk membaca pergerakan jari tangan tersebut. Jadi perlu diperhatikan bahwa sentuhan kita tidak akan di respon oleh layar sensor kapasitif ini apabila kita menggunakan bahan-bahan non-konduktif sebagai perantara jari tangan dan layar sentuh tersebut.
Sensor Resistif
Tidak seperti sensor sentuh kapasitif, sensor sentuh resistif ini tidak tergantung pada sifat listrik yang terjadi pada konduktivitas pelat logam. Sensor Resistif bekerja dengan mengukur tekanan yang diberikan pada permukaannya. Karena tidak perlu mengukur perbedaan kapasitansi, sensor sentuh resistif ini dapat beroperasi pada bahan non-konduktif seperti pena, stylus atau jari di dalam sarung tangan.
Sensor sentuh resistif terdiri dari dua lapisan konduktif yang dipisahkan oleh jarak atau celah yang sangat kecil. Dua lapisan konduktif (lapisan atas dan lapisan bawah) ini pada dasarnya terbuat dari sebuah film. Film-film umumnya dilapisi oleh Indium Tin Oxide yang merupakan konduktor listrik yang baik dan juga transparan (bening).
Cara kerjanya hampir sama dengan sebuah sakelar, pada saat film lapisan atas mendapatkan tekanan tertentu baik dengan jari maupun stylus, maka film lapisan atas akan bersentuhan dengan film lapisan bawah sehingga menimbulkan aliran listrik pada titik koordinat tertentu layar tersebut dan memberikan signal ke prosesor untuk melakukan proses selanjutnya
4. Sensor Getar
Vibration sensor / Sensor getaran ini memegang peranan penting dalam kegiatan pemantauan sinyal getaran karena terletak di sisi depan (front end) dari suatu proses pemantauan getaran mesin. Secara konseptual, sensor getaran berfungsi untuk mengubah besar sinyal getaran fisik menjadi sinyal getaran analog dalam besaran listrik dan pada umumnya berbentuk tegangan listrik. Pemakaian sensor getaran ini memungkinkan sinyal getaran tersebut diolah secara elektrik sehingga memudahkan dalam proses manipulasi sinyal, diantaranya:
- Pembesaran sinyal getaran
- Penyaringan sinyal getaran dari sinyal pengganggu.
- Penguraian sinyal, dan lainnya.
Sensor getaran dipilih sesuai dengan jenis sinyal getaran yang akan dipantau. Karena itu, sensor getaran dapat dibedakan menjadi:
- Sensor penyimpangan getaran (displacement transducer)
- Sensor kecepatan getaran (velocity tranducer)
- Sensor percepatam getaran (accelerometer).
Pemilihan sensor getaran untuk keperluan pemantauan sinyal getaran didasarkan atas pertimbangan berikut:
- Jenis sinyal getaran
- Rentang frekuensi pengukuran
- Ukuran dan berat objek getaran.
- Sensitivitas sensor
Berdasarkan cara kerjanya sensor dapat dibedakan menjadi:
- Sensor aktif, yakni sensor yang langsung menghasilkan tegangan listrik tanpa perlu catu daya
(power supply) dari luar, misalnya Velocity Transducer.
- Sensor pasif yakni sensor yang memerlukan catu daya dari luar agar dapat berkerja.
Spesifikasi :
-Vsuplai : DC 3.3V-5V
-Arus : 15mA
-Sensor : SW-420 Normally Closed
-Output : digital
-Dimensi : 3,8 cm x 1,3 cm x 0,7 cm
-Berat : 10 g
7. Gerbang NOR 74LS02
Arti NOR adalah NOT OR atau
BUKAN OR, Gerbang NOR merupakan kombinasi dari Gerbang OR dan Gerbang NOT yang
menghasilkan kebalikan dari Keluaran (Output) Gerbang OR. Gerbang NOR akan
menghasilkan Keluaran Logika 0 jika salah satu dari Masukan (Input) bernilai
Logika 1 dan jika ingin mendapatkan Keluaran Logika 1, maka semua Masukan
(Input) harus bernilai Logika 0.
Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang NOR (NOR Gate)
8. Inverter 74LS04
Gerbang NOT hanya
memerlukan sebuah Masukan (Input) untuk menghasilkan hanya 1 Keluaran (Output).
Gerbang NOT disebut juga dengan Inverter (Pembalik) karena menghasilkan
Keluaran (Output) yang berlawanan (kebalikan) dengan Masukan atau Inputnya.
Berarti jika kita ingin mendapatkan Keluaran (Output) dengan nilai Logika 0
maka Input atau Masukannya harus bernilai Logika 1. Gerbang NOT biasanya
dilambangkan dengan simbol minus (“-“) di atas Variabel Inputnya.
Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang NOT (NOT Gate)
9. 4556 Decoder/Demux
Secara sederhana, dapat
dikatakan bahwa decoder adalah kebalikan dari encoder. Decoder adalah rangkaian
kombinasi yang memiliki jalur input ‘n’ dan maksimum jalur output 2n. Salah satu dari output ini akan menjadi "Aktif
Tinggi" berdasarkan kombinasi dari input yang ada ketika decoder
diaktifkan.
Dengan kata lain bahwa decoder adalah rangkaian yang mampu mendeteksi kode
tertentu. Output dari decoder tidak lain adalah syarat minimum dari baris
variabel input ‘n’, ketika diaktifkan.
Decoder
2 ke 4
Merupakan jenis decoder
yang memiliki 2 input 4 output. Kita misalkan 2 input yaitu A1 dan A0 dan
4 output yaitu Y3, Y2, Y1 dan Y0. Maka
diagram blok decoder 2 ke 4 ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Salah satu dari empat output ini akan menjadi '1' untuk setiap kombinasi input
saat diaktifkan, E adalah '1'. Adapaun Tabel Kebenaran dari decoder 2 ke 4
ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Dari tabel kebenaran diatas, kita dapat menulis fungsi Boolean untuk setiap output decoder tersebut
Y3=E.A1.A0
Y2=E.A1.A0′
Y1=E.A1′.A0
Y0=E.A1′.A0′
Setiap output memiliki satu produk. Jadi, secara total ada 4 produk. Kami dapat menerapkan ke-4 produk ini dengan menggunakan empat gerbang AND yang masing-masing memiliki tiga input & dua inverter.
Oleh karena itu, output
dari decoder adalah "min terms" dari dua variabel input A1
& A0, ketika aktif, E adalah 1. Jika tidak diaktifkan, E adalah nol, maka
semua output decoder adalah sama dengan nol.
10. J-K Flip-Flop 74ALS112
J-K Flip-flop juga merupakan pengembangan dari S-R Flip-flop dan paling banyak digunakan. J-K Flip-flop memiliki 3 terminal Input J, K dan CL (Clock). Berikut ini adalah diagram logika J-K Flip-flop.
11. Transistor 2N1711
Karakteristik
dasar dari transistor ini adalah dapat bertindak sebagai isolator dan konduktor
dengan mengatur pemberian tegangan yang kecil. Karakteristik transistor yang
seperti ini memungkinkan transistor dapat digunakan sebagai saklar (swicthing)
maupun sebagai penguat.
Dengan metode pengaturan
penerapan tegangan pada basis transistor, kita bisa mengkondisikan transistor
pada tiga keadaan (wilayah) yang berbeda :
·
kondisi Aktif , Transistor berfungsi sebagai penguat dengan Ic = β *
Ib
·
Saturasi , Transistor beroperasi secara terhubung penuh sebagai
saklar tertutup dengan Ic = I
·
Cutt Off , Transistor dalam keadaan Off sebagai saklar terbuka
dengan Ic = 0
Transistor bipolar terdiri dari dua jenis yang berbeda berdasarkan penyusunan dua buah dioda di dalamnya. Yaitu jenis PNP dan jenis NPN. Sementara konstruksi dari transistor memiliki tiga buah terminal dengan nama yang berbeda : basis (B), emitor (E) dan kolektor (C).
Prinsip dasar dari kerja transistor adalah mengendalikan laju aliran arus listrik yang mengalir melalui kaki emitor dan koleketor dengan memasukan bias tegangan kecil pada basis. Meskipun arus bias kecil namun kita bisa mengendalikan aliran arus yang besar pada kolektor dan emitor. Cara kerja transistor seperti ini layaknya sebuah kran / saklar yang mengatur aliran arus listrik.
Prinsip kerja seperti ini berlaku untuk kedua jenis transistor yang berbeda baik PNP maupun NPN. Perbedaannya terletak pada pemberian bias pada basis transistor masing masing. Dimana bias basis untuk transistor PNP adalah negatif, sementara untuk transistor NPN adalah positif.
Simbol transistor bipolar
ditunjukkan pada gambar diatas. Perbedaan simbol dari keduanya terletak pada
arah panah yang menunjukkan kaki emitor. Dimana untuk transistor jenis NPN,
arah panah menuju keluar yang berarti aliran arus dari kolektor menuju ke
emitor. Sedangkan transistor jenis PNP ditunjukkan dengan arah panah masuk ke
dalam yang berarti aliran arus dari emitor menuju kolektor.
Konfigurasi Transistor Pada
Rangkaian
Seperti kita ketahui,
transistor memiliki tiga buah terminal yang berbeda. Sehingga terdapat tiga
macam konfigurasi pemasangan transistor pada rangkaian elektronika. Dimana
salah satu terminal transitor akan terhubung dengan ground atau dibumikan.
Setiap jenis konfigurasi
transistor pada rangkaian tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda
terhadap respon arus yang diberikan kepadanya. Ketiga jenis konfigurasi
tersebut adalah :
1.
Common Base
2.
Common Emitter
3.
Common Collector
12. Relay
Relay adalah komponen
elektronika yang berupa saklar atau switch elektrik yang dioperasikan
menggunakan listrik. Relay disebut sebagai komponen electromechanical
karena terdiri dari dua bagian utama yaitu coil atau elektromagnet dan kontak
saklar atau mekanikal. Komponen relay menggunakan
prinsip elektromagnetik sebagai penggerak kontak saklar, sehingga
dengan menggunakan arus listrik yang kecil atau low power, dapat menghantarkan
arus listrik yang memiliki tegangan lebih tinggi.
Relay adalah Saklar (Switch)
yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical
(Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil)
dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip
Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik
yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan
lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V
dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya)
untuk menghantarkan listrik 220V 2A.
Pada dasarnya, Relay
terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :
1.
Electromagnet (Coil)
2.
Armature
3.
Switch Contact Point (Saklar)
4. Spring
Kontak Poin (Contact Point)
Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
·
Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum
diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
·
Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum
diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)
13. Dioda 1N4001
Dioda
(Diode) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor
dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi
menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering
dipergunakan sebagai penyearah dalam Rangkaian Elektronika. Dioda pada umumnya
mempunyai 2 Elektroda (terminal) yaitu Anoda (+) dan Katoda (-) dan memiliki
prinsip kerja yang berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu
dapat mengalirkan arus dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n (Katoda) tetapi
tidak dapat mengalirkan arus ke arah sebaliknya.
Berdasarkan Fungsi Dioda, Dioda dapat dibagi menjadi
beberapa Jenis, diantaranya adalah :
·
Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang
berfungsi sebagai penyearah arus AC ke arus DC.
·
Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian
dan juga sebagai penstabil tegangan.
·
Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator
ataupun lampu penerangan
·
Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya
·
Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali
Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Analog
1.
Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau
x100
2.
Hubungkan Probe Merah pada Terminal Katoda (tanda
gelang)
3.
Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Anoda.
4.
Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
5.
Jarum pada Display Multimeter harus bergerak ke kanan
6.
Balikan Probe Merah ke Terminal Anoda dan Probe Hitam
pada Terminal Katoda (tanda gelang).
7.
Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
8.
Jarum harus tidak bergerak.
**Jika Jarum bergerak, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah rusak.
14. Resistor 220 dan 10k
Resistor
merupakan salah satu komponen yang paling sering ditemukan dalam Rangkaian
Elektronika. Hampir setiap peralatan Elektronika menggunakannya. Pada dasarnya
Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau
hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik
dalam suatu rangkaian Elektronika. Resistor atau dalam bahasa Indonesia sering
disebut dengan Hambatan atau Tahanan dan biasanya disingkat dengan Huruf “R”.
Satuan Hambatan atau Resistansi Resistor adalah OHM (Ω). Sebutan “OHM” ini
diambil dari nama penemunya yaitu Georg Simon Ohm yang juga merupakan seorang
Fisikawan Jerman.
Fungsi-fungsi Resistor di dalam Rangkaian Elektronika
diantaranya adalah sebagai berikut :
·
Sebagai Pembatas Arus listrik
·
Sebagai Pengatur Arus listrik
·
Sebagai Pembagi Tegangan listrik
·
Sebagai Penurun Tegangan listrik
Untuk
menghitung nilai resistansi resistor:
·
Untuk resistor 4 gelang warna, warna 1, 2, dan 3
dituliskan langsung nilainya. Warna 4 adalah toleransi.
·
Untuk resistor 5 gelang warna, warna 1, 2, 3, dan 4
dituliskan langsung nilainya. Warna 5 adalah toleransi.
15. Motor DC
Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
Light Emitting Diode atau
sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan
cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan
keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang
dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang
dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak
oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote
Control perangkat elektronik lainnya.
Bentuk LED mirip dengan
sebuah bohlam (bola lampu) yang kecil dan dapat dipasangkan dengan mudah ke
dalam berbagai perangkat elektronika. Berbeda dengan Lampu Pijar, LED tidak
memerlukan pembakaran filamen sehingga tidak menimbulkan panas dalam menghasilkan
cahaya. Oleh karena itu, saat ini LED (Light Emitting Diode) yang
bentuknya kecil telah banyak digunakan sebagai lampu penerang dalam LCD TV yang
mengganti lampu tube.
Cara Kerja LED (Light
Emitting Diode)
Seperti dikatakan
sebelumnya, LED merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat dari Semikonduktor.
Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub
Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri
tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda.
LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).
LED atau Light Emitting
Diode yang memancarkan cahaya ketika dialiri tegangan maju ini juga dapat
digolongkan sebagai Transduser yang dapat mengubah Energi Listrik menjadi
Energi Cahaya.
Cara Mengetahui Polaritas LED
Untuk mengetahui polaritas
terminal Anoda (+) dan Katoda (-) pada LED. Kita dapat melihatnya secara fisik
berdasarkan gambar diatas. Ciri-ciri Terminal Anoda pada LED adalah kaki yang
lebih panjang dan juga Lead Frame yang lebih kecil. Sedangkan ciri-ciri
Terminal Katoda adalah Kaki yang lebih pendek dengan Lead Frame yang besar
serta terletak di sisi yang Flat.
Warna-warna LED (Light
Emitting Diode)
Saat ini, LED telah memiliki beranekaragam warna, diantaranya seperti warna merah, kuning, biru, putih, hijau, jingga dan infra merah. Keanekaragaman Warna pada LED tersebut tergantung pada wavelength (panjang gelombang) dan senyawa semikonduktor yang dipergunakannya.
14. Lampu
Lampu merupakan sebuah peranti yang mengubah energi listrik menjadi energi cahaya.
Percobaan[KEMBALI]
Langkah
Percobaan
1.
Siapkan alat dan bahan
2. Perhatikan spesifikasi dari masing-masing alat dan bahan
3. Rangkai alat dan bahan tersebut seperti pada gambar di bawah
4. Uji coba rangkaian
Gambar
Rangkaian
Prinsip kerja:
Saat memasukkan mobil ke garasi, sensor PIR yang
pertama kali mendeteksi adanya mobil sehingga tegangan outputnya masuk ke kaki
basis Q2>0.7V. Q2 aktif, arus mengalir melewati RL2 sehingga menghasilkan
medan magnet yang cukup untuk menarik saklar ke kiri. Motor terhubung dengan sumber
arus B1 dan membuka pintu garasi. Switch dapat digunakan untuk menahan pintu
garasi tetap terbuka. Saat mobil masuk, sensor IR mendeteksi gerak mobil,
tegangan outputnya masuk ke kaki basis Q1>0.7V. Q1 aktif, arus mengalir
melewati RL1 sehingga menghasilkan medan magnet yang cukup untuk menarik saklar
ke kanan. Sensor PIR kembali berlogika "0" (Sumber arus B1 akan
terputus) dan sensor IR akan berlogika "1", keduanya diinputkan ke
gerbang NOR, dimana pada input dari sensor IR diberi sebuah inverter (logika
"1" menjadi "0"). Saat ini, output NOR akan berlogika
"1" dan akan menghasilkan tegangan untuk mengaktifkan transistor Q3.
Transistor Q3 aktif, arus mengalir melewati RL3 dan menghasilkan medan magnet
untuk menarik saklar ke kiri. Motor akan terhubung dengan sumber arus B2. Motor
akan aktif untuk menutup pintu garasi.
Lampu flip-flop akan aktif saat sensor PIR mendeteksi mobil. Kaki A dan B pada
U3 (Decoder/Demux) akan berlogika "1" (karena terhubung dengan Vout
dari sensor PIR). Kaki E yang terhubung ke ground akan berlogika "0".
Output U3 secara berurutan dari Q0 sampai Q3 adalah 1,1,1,0. Dan keempat Output
tersebut terhubung ke U2(JK Flip-Flop). Output Q0 masuk ke kaki Set U2, Q1 ke
kaki J, Q2 ke kaki K, dan Q3 ke U4(NOT) sehingga logika "0" diubah
menjadi logika "1" dan masuk ke kaki Reset. LED akan menyala secara
bergantian. Sedangkan saat tidak ada mobil dideteksi, kaki A dan B pada U3 akan
berlogika "0" karena terhubung dengan ground. Sehingga output Q3
secara berurutan adalah 0,1,1,1. Kaki Set akan berlogika "0" dan kaki
Reset juga akan berlogika "0", sehingga LED tidak menyala.
ketika Touch Sensor mendeteksi adanya sentuhan (berlogika 1) dan Vibration tidak mendeteksi adanya getaran ( berlogika 0). Output dari Touch sensor ( yang berlogika 1) akan masuk ke input j dari flip-flop. Sesuai dengan tabel kebenaannya, jika input j berlogika 1 maka output yang akan aktif adalah Q, sehingga ada arus yang mengalir dari Q masuk ke r1 terus ke base Q1 terus ke emotor dan ke ground. Karena tegangan pada Q1 lebih besar dari pada tegangan VBE maka Q1 akan on, karena Q1 on maka ada arus dari power suplly masuk ke relay sehingga switch pada relay berpindah ke kiri. Dari relay arus masuk ke colector Q1 terus ke emitor dan ke ground. Karena relay on dan switch berpindah ke kiri maka arus mengali dari batrai menuju motor, sehingga motor on ( Penutup Closet terbuka ). dari batrai arus juga masuk ke r2 terus ke led sehingga led menyala, dari led arus kembali ke relay.
ketika Touch sensor tidak mendeteksi adanya sentuhan (berlogika 0) dan Vibration Sensor mendeteksi adanya getaran ( berlogika 1). Vibration Sensor ( yang berlogika 1) akan masuk ke input k dari flip-flop. Sesuai dengan tabel kebenaannya, jika input k berlogika 1 maka output yang akan aktif adalah Q-, sehingga ada arus yang mengalir dari Q- masuk ke r3 terus ke base Q2 terus ke emotor dan ke ground. Karena tegangan pada Q2 lebih besar dari pada tegangan VBE maka Q2 akan on, karena Q2 on maka ada arus dari power suplly masuk ke relay sehingga switch pada relay berpindah ke kiri. Dari relay arus masuk ke colector Q2 terus ke emitor dan ke ground. Karena relay on dan switch berpindah ke kiri maka arus mengali dari batrai menuju speaker, sehingga Speaker on. dari batrai arus juga masuk ke r4 terus ke led sehingga led menyala, dari led arus kembali ke relay.
ketika touch sensor mendeteksi adanya sentuhan ( berlogika 1). Output dari Touch Sensor ( yang berlogika 1) akan masuk ke input j dari flip-flop. Sesuai dengan tabel kebenaannya, jika input j berlogika 1 maka output yang akan aktif adalah Q, sehingga ada arus yang mengalir dari Q masuk ke r1 terus ke base Q1 terus ke emotor dan ke ground. Karena tegangan pada Q1 lebih besar dari pada tegangan VBE maka Q1 akan on, karena Q1 on maka ada arus dari power suplly masuk ke relay sehingga switch pada relay berpindah ke kiri. Dari relay arus masuk ke colector Q1 terus ke emitor dan ke ground. Karena relay on dan switch berpindah ke kiri maka arus mengali dari batrai menuju motor, sehingga motor on ( Pintu Terbuka ). dari batrai arus juga masuk ke r2 terus ke led sehingga led menyala, dari led arus kembali ke relay.
Video [KEMBALI]
Download
File
[HTML]
[Rangkaian]
[Video]
[Datasheet]
[Library]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar